ASKARA - Kebahagiaan masa kecil kadang terus membekas diingatan. Kadang, mengenang masa kecil dapat memberikan kesenangan tersendiri.

Seperti yang dialami Asisten Potensi Dirgantara (Aspotdirga) TNI AU, Marsda TNI Irawan Nurhadi. Masa kecilnya yang indah masih terngiang ketika menyantap salah satu minuman tradisional wedang angsle. 

Minuman tradisional khas Malang itu menyerupai kolak. Dibuat dari perpaduan kuah santan dan berbagai bahan manis lain. Paling cocok dikonsumsi saat udara dingin. 

Campuran jahe santan dengan beras ketan, sagu mutiara, kacang hijau, dan roti tawar ini ampuh sekali untuk menghangatkan tubuh.

"Waktu kecil saya pernah tinggal sama nenek di Banyuwangi, kalau pas hujan-hujan itu kan makan wedang angsle enak banget. hangat," kata Marsda TNI Irawan saat acara Semarak Satria dalam YouTube TNI AU, Sabtu (25/7).

Alumnus Akademi Angkatan Udara (AAU) 1986 itu menyebut bahwa wedang angsle menjadi salah satu minuman tradisional favoritnya dan rasanya sunggah nikmat. 
"Gurih itu seperti minuman paling lezat sedunia. Ada jahenya, gurih kan," tuturnya.  

Kebiasaan menikmati wedang angsle sejak kecil ternyata dilanjutkan hingga kini. Mengenai rasanya tidak diragukan lagi dan tidak ada yang pernah menandinginya. 

"Kalau misalkan lagi ke rumah saudara ada di Malang, yang saya cari itu satu wedang angsle. Mirip wedang ronde tapi ini lebih gurih karena ada santannya," ungkapnya. 

Kuah wedang angsle dibuat dari campuran daun pandan, vanili, serta santan. Bahkan kuah santannya yang hangat bisa membantu mengembalikan energi. 

Topingnya terdiri dari petulo, kacang hijau, ketan putih, mutiara, potongan roti, dan irisan buah kolang-kaling. Petulo bahan isian angsle yang menyerupai kue putu mayang dan berbentuk seperti mie.

Perpaduan mutiara, potongan roti, dan kacang hijau juga tak kalah menarik dan memberikan sensasi tersendiri ketika menyeruputnya. Komposisi petulo ini terbuat dari bahan tepung beras.