Selasa, 07 Mei 2024 | 02:47
COMMUNITY

Carlo Acutis Jadi Beato Termuda di Abad ke-20

Carlo Acutis Jadi Beato Termuda di Abad ke-20
Patung Beato Carlo Alcutis sedang memegang Hosti di tangan kanannya (Istimewa)

ASKARA - Nama Carlo Acutis sudah dikenal banyak orang, terutama umat Katolik. Dia adalah seorang remaja Katolik di Roma, Italia yang dikenal karena mendokumentasikan mukjizat Ekaristi di seluruh dunia. 

Dokumentasinya tersimpan ke dalam situs website yang dia sendiri ciptakan pada bulan-bulan sebelum kematiannya karena leukemia pada 12 Oktober 2006 saat usianya 15 tahun. 

Tentunya, sangat tidak biasa melihat patung santo modern yang mengenakan sepatu sneaker, kemeja berkerah, sambil memegang laptop dan membawa ransel. Ini mengirimkan pesan seorang pemuda milenial bisa menjadi orang suci.

Seruan agar dia dibeatifikasi dimulai tidak lama setelah kepergiannya dan mendapatkan momentum yang signifikan pada tahun 2013. Setelah perjuangan dimulai dan diberi gelar sebagai Hamba Tuhan tahap pertama di jalan menuju kesucian.

Paus Fransiskus menyatakannya sebagai Yang Mulia pada 5 Juli 2018, Paus yang sama menyetujui keajaiban yang dikaitkan padanya yang memungkinkan Acutis dibeatifikasi.

Acutis akan dibeatifikasi di Basilika Kepausan Santo Fransiskus dari Assisi pada Sabtu, 10 Oktober. Carlo Acutis sendiri lahir di London pada pertengahan 1991 dari Andrea Acutis dan Antonia Salzano. 

Orang tuanya bekerja di London meskipun menetap di Milan tidak lama setelah kelahiran putra mereka pada bulan September 1991. Ia menjadi berbakti sebagai seorang anak kepada Bunda Allah dan mendaraskan doa rosario sebagai tanda pengabdiannya kepadanya. 

Ia menjadi sering menyambut komuni dan beradorasi sebelum atau setelah Misa di hadapan tabernakel. Acutis juga membuat pengakuan dosanya seminggu sekali. 

Orang-orang di sekitarnya tahu bahwa ia memiliki hasrat terhadap komputer. Dia menghabiskan pendidikan sekolahnya di Milan dan sekolah menengahnya berada di bawah asuhan para Yesuit di Istituto Leone XIII. 

Adapun beberapa model sebagai panduan seumur hidupnya di antaranya, Saint Francis of Assisi. Ss. Francisco dan Jacinta Marto. Saint Dominic Savio, Saint Tarcisius dan Saint Bernadette Soubirous. 

Sikap pedulinya ditunjukkan dengan membela hak-hak orang disabilitas dan membela teman-temannya di sekolah ketika ada yang mengejek mereka. Dia suka bepergian tetapi lebih suka mengunjungi Assisi daripada tempat lain. 

Dia menderita leukemia dan menawarkan rasa sakitnya bagi Paus Benediktus XVI dan Gereja Universal. "Saya menawarkan semua penderitaan yang harus saya derita untuk Tuhan, untuk Paus, dan Gereja," ucapnya dalam sebuah sumber. 

Orang tuanya berniat membawanya berziarah ke situs semua mukjizat Ekaristi yang dikenal di dunia, tetapi kesehatannya yang memburuk mencegah hal ini terjadi. 

Tahun 2005, dia telah membuat katalog setiap mukjizat ekaristi sejak dia berusia sebelas tahun. Dia menghargai inisiatif Blessed Giacomo Alberione yang menggunakan media menginjili dan memberitakan Injil dan bertujuan melakukan dengan situs website. 

Dia juga sebenarnya menyukai pengeditan film dan komik. Di situs web itulah dia berkata: "semakin banyak Ekaristi yang kita terima, semakin kita akan menjadi seperti Yesus, sehingga di bumi ini kita akan mencicipi surga".

Pembukaan penyelidikan keuskupan diadakan pada 15 Februari 2013 dengan Kardinal Angelo Scola meresmikan proses dan kemudian menyimpulkannya nanti pada 24 November 2016. 

Pengantar resmi tentang penyebabnya datang pada 13 Mei 2013 dan Acutis menjadi seorang Servant of God. Paus Fransiskus mengukuhkan hidupnya dari kebajikan heroik pada 5 Juli 2018 dan menamainya sebagai Yang Mulia . 

Para ahli medis juga menyetujui mukjizat yang dikaitkan dengannya pada 14 November 2019. Paus Francis mengkonfirmasi mukjizat ini dalam sebuah dekrit pada 21 Februari 2020 yang memungkinkan Acutis dibeatifikasi di Assisi sekitar tahun 2020. 

Komentar