Sabtu, 27 April 2024 | 00:39
OPINI

Lily, My Pretty Woman

Lily, My Pretty Woman
Ilustrasi

Ketika saya menyatakan hasrat saya untuk menikahi Lily, ia sendiri merasa tidak percaya dengan apa yang di dengar. Bahkan awalnya ia menolak demi kebaikan diri saya maupun keluarga saya sendiri.

Apa kata dunia apabila JR menikah dengan seorang hostes (pramuria) yang sudah di cap sebagai psk. Hal ini hanya bisa terjadi dalam dongeng dan film saja dimana seorang pria mau menikah dengan seorang hostes.

Jangankan dengan hostes bahkan bagi seorang janda sekalipun. sukar untuk bisa mendapatkan pria yang mau menikahinya secara resmi. Apalagi janda dengan empat anak! Maklum di Indonesia lebih kebanyakan perempuan daripada pria.

Ketika saya untuk pertama kalinya mengajak Lily belanja dan memborong di Hero maupun di Toko Matahari, ia merasa seperti masuk Surga. Karena ia bisa dan boleh belanja dan memborong apa saja se-enaknya, no limit! Mulai dari pakaian, tas, sepatu maupun kosmetik. Ketika saya mengajak Lily untuk beli perhiasan ke toko emas, ia menolak. Begitu juga ia menolak untuk diajak belanja di toko disainer.

Namun saya sudah merencanakan apabila nanti kami berbulan madu ke New York, saya akan membelikan Lily cincin kawin yang indah khusus di Tifanny. Selama hidupnya Lily belum pernah punya perhiasan maka dari itu juga untuk selanjutnya ia tidak butuh perhiasan. Hal itulah yang diungkapkan oleh Lily.

Satu-satunya yang Lily terima ketika saya memberikan Lily hadiah berupa arloji Rolex Emas. Hal ini belum pernah terjadi di dalam kehidupannya, bahkan untuk biaya makan sehari-hari saja ia harus ngutang di warung!

Mengingat saya akan memboyong Lily beserta anak-anaknya ke Belanda, maka saya telah melunasi seluruh hutang-hutangnya, karena ia telah menjadi korban dari suaminya seorang penjudi.

Lily juga mempunyai seorang kakak perempuan seorang janda juga bahkan sedang sakit. Ia merasa tidak tega untuk meninggalkannya seorang diri oleh sebab itulah saya telah membuat kontrak dengan RS Boromeus untuk membayar seluruh biaya pengobatannya entah berapa pun juga. Kakak perempuannya itu tinggal di rumah gubuk kecil oleh sebab itulah juga saya telah membelikan rumah baru untuknya.

Lily menjadi buah pembicaraan dari orang sekampungnya yang menurut mereka telah ketiban rejeki dari Sorga. Bagi seorang wanita hanya ada tiga hari penting dalam kehidupannya ialah ketika ia dilahirkan, saat ia wafat dan hari perkawinannya! Namun walaupun sudah punya Lily dan punya anak 4, Lily belum pernah menikah secara resmi apalagi bisa merayakan pesta pernikahannya.

Agar tidak dicibirkan oleh sanak keluarga maka kami merencanakan untuk merayakan pesta pernikahan besar-besaran di Belanda. Dan setelah itu kami akan berbulan madu ke New York kota idamannya dari Lily dan mengajak anak-anaknya ke Disneyland.

Pada awalnya pertemuan saya dengan Lily selalu diakhiri tepatnya pukul dua dini hari ialah pada saatnya Klab Malam tersebut ditutup. Jadi mirip dongeng Cinderella - Upik Abu. Namun yang menjadi Cinderella pada saat itu, bukannya seorang putri melainkan seorang pramuria dengan anak empat. Di samping itu diakhiri dengan kisah yang tragis dan sangat menyedihkan sekali. Dimana Lily meninggal di tabrak oleh bis tepatnya dua bulan sebelum hari perkawinan kami.

Setelah kejadian tersebut lebih dari tujuh tahun lamanya saya berduka. Saya tidak mau menginjak dugem lagi. Bahkan lagu Elvis pun tidak pernah saya mau dengarkan lagi. Saya takut terkoyak kembali rasa sedih saya. Rahasia love story saya dengan Lily saya simpan di dalam lubuk hati saya yang terdalam hampir selama tiga puluh tahun lamanya.

Kisah ini tidak pernah saya ungkapkan entah kepada siapapun juga. Maka dari itu banyak sohib maupun anggota keluarga saya sendiri menjadi bingung dan terheran-heran akan adanya kisah ini di FB ini.

Ketika Lily meninggal dunia, saya mengangkat ke empat anak Lily yang masih kecil menjadi anak asuh saya. Memang banyak yang meragukan. Bahkan merasa tidak yakin kok kisah hidup Mang Ucup itu benar-benar mirip kisah sinetron!

Namun bagi mereka yang usianya di atas generasi sekarang ini pasti pernah. Bahkan mungkin sering membaca kisah JR di berbagai macam media cetak atau elektronik saat itu. Lengkap dengan foto-fotonya. Maklum sejak puluhan tahun saya telah dinobatkan sebagai seorang selebritis. Begitu juga dengan banyaknya anak asuh saya. Hal ini juga banyak diliput oleh berbagai macam media.

Orang boleh memberikan predikat entah apapun juga kepada Lily. Namun bagi saya ia hanyalah seorang perempuan biasa yang tiada bedanya dengan perempuan-perempuan lainnya.

Perempuan yang haus akan belaian kasih sayang. Perempuan yang sering merasakan kesedihan hati. Perempuan yang sangat mengasihi ke empat anak-anaknya. Seorang Perempuan yang lemah. Namun kebalikannya dituntut untuk jadi kuat dan berjuang melawan arus hidup yang keras dan menyakitkan.

Seperti hal yang dialami juga oleh para single parent lainnya. Dosakah apabila perempuan ini ingin berkorban dan berjuang demi anak-anaknya? Tiap orang dengan mudah memberikan berbagai macam kritikan. Bahkan khotbah yang panjang lebar.

Namun di sisi lain rasanya sulit untuk bisa memberi walaupun hanya sekedar sesuap nasi sekalipun juga. Maklum orang akan lebih mudah memberikan kritikan maupun cemoohan daripada bantuan nyata. Mohon saran dan kesannya. Maturnuwun sanget berkah dalem.

Mang Ucup

Menetap di Amsterdam, Belanda

Komentar