Sabtu, 27 April 2024 | 11:56
OPINI

Dukun Gokil, Eyang Ucup

Dukun Gokil, Eyang Ucup
Mang Ucup

Kenapa Mang Ucup ingin jadi Dukun? Jadi dukun itu profesi yang menggiurkan dan cepat bisa jadi kaya, misalnya Ki Joko Bodo memiliki rumah senilai Rp 10 Milyar. Ki Kusumo mengoleksi puluhan mobil mewah dari Ferrari, Bentley, Lamborghini maupun Mercedez Benz. Disamping itu bisa punya banyak istri seperti Eyang Subur.

Mulai sekarang sapaan yang tepat bagi mang Ucup bukan lagi Mang, melainkan Eyang Ucup. Sedangkan bagi para perempuan; saya tidak keberatan apabila disapa dengan sapaan yayang ataupun sayang.

Nama Ki Sableng, Ki Gendheng, Ki Bodoh sudah ada. Saya memilih nama Eyang Gokil Ucup agar namanya lebih customer oriented. Sebab untuk jadi dukun pun butuh marketing strategy yang jelas.

Please jangan disalah artikan gokil dengan go to kill melalui santetannya, seperti Ki Gendheng Pamungkas (almarhum) yang konon telah berhasil menyantet George Bush mantan Presiden Amerika.

Eyang menyadari untuk jadi seorang Dukun yang sakti mandranguna (luar biasa) harus belajar dahulu atau dalam bahasa Jawa ngelmu atau mencari Ilmu. Bedanya ngelmu dengan mencari ilmu, dimana kita hanya sekedar menghafal sedangkan ngelmu harus mempraktekannya.

Ngelmu iku (mencari ilmu itu), kalakone (tercapainya), kanthi laku (lewat proses atau perjalanan lahir batin). Menurut pandangan Jawa, ngelmu berbeda dengan ilmu. Banyak orang berilmu, tetapi nato alias no action talk only seperti Eyang. Percuma kita menghafalkan seluruh pelajaran agama apabila tidak dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari kita.

Orang Jawa memandang agama sebagai "ngelmu" atau "Ilmu" yaitu pengetahuan “kekeran” (rahasia) yang memberi kekuatan batin kepada yang memilikinya. Dan iman Kristen biasa disebut juga sebagai “ngelmu tua” , karena merupakan ngelmu yang paling tua daripada segala ilmu. Dalam “Serat Damogandhul” ditamsilkan sebagai “wohing kawruh” atau buah pengetahuan.

Ngelmu bagi orang Jawa berarti seni menata batin. Makna ngelmu inggih menika kawruh kebatosan, kawruh panembah, inggih menika kawruh ingkang mboten mawi kakecapan sarana lisan, nanging namung lampah pangandikaning batos\'\'.

Jadi, ngelmu itu merupakan seni menata batin secara terus- menerus yang tidak perlu dilisankan melainkan di praktekan dalam kehidupan sehari-hari. Ngelmu adalah ajaran batin untuk bekal hidup di dunia dan akhirat. Ajaran tersebut akhirnya menjadi penuntun bagi seseorang dalam berperilaku.

Hanya sayangnya manusia jaman sekarang kalau mendengar perkataan ngelmu berarti mencari hal-hal yan bersifat goib, seperti yg ditawarkan oleh berbagai macam majalah misterius. Padahal arti ngelmu yang sebenarnya harus dilewati dengan ajaran-ajaran sederhana, misalnya sinau melu susah, melu lara.

Maknanya, sinau ngudi raos lan batos, ugi sinau ngudi kamanungsan. Belajar ikut susah, sakit untuk menguji rasa dan batin, di samping belajar tentang kemanusiaan. Jadi arti ngelmu yang sebenarnya adalah belajar mempraktekan dalam kehidupan sehari-hari kita. Apa yang telah tercantum dalam alkitab entah itu Al Quran maupun Alkitab apapun juga! Jadi bukan hanya sekedar hafal ilmunya saja.

Pada jaman dahulu itu banyak sekali "pencari ngelmu". Mereka berkumpul di sekeliling guru dan kiainya. Supaya dengan demikian bisa memperoleh pengetahuan tentang hidup sejati dan kekuatan untuk mendapat selamat serta kesejahteraan. Hal inilah juga yang dilakukan oleh para Rasul untuk ngelmu dari Tuhan Yesus.

BERSAMBUNG: selama ini belum membosankan bagi yg membacanya. Mohon saran dan kesannya! Maturnuwun sewu berkah dalem.

Mang Ucup

Menetap di Amsterdam, Belanda

Komentar