Sabtu, 27 April 2024 | 04:51
OPINI

Minggu: Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

Menjalani Hubungan Intim dengan Tuhan

Menjalani Hubungan Intim dengan Tuhan
Ilustrasi. (Carekaindo)

Setelah menggandakan roti dan ikan untuk memberi makan orang banyak yang mengikutinya, Yesus memberi wejangan tentang mukjizat sensasional itu: "Siapapun yang makan daging-Ku dan minum darah-Ku akan memiliki hidup yang kekal." (Yohanes 6,51-58). 

Pernyataan ini membangkitkan kejutan dan kebingungan di masa sekarang: "Bagaimana dia bisa memberi kita dagingnya untuk dimakan?" mereka bertanya-tanya. Jawabannya datang kemudian tepatnya pada perjamuan terakhir, ketika dia mengambil roti dan anggur dan membagikannya kepada para murid dengan mengatakan, "Ambil dan makan, ini adalah tubuhku yang dikorbankan untukmu... Ambil dan minum, ini adalah darahku menumpahkan untukmu."

Kata-kata dasar ini telah didaraskan setiap hari selama dua ribu tahun dan di seluruh dunia, agar pengikut-Nya mengambil manfaat keselamatan. Kata-kata itu menuntun mereka ke jantung iman. Intisari penting ini mengungkapkan semua cinta Allah bagi manusia, dan mengundang kita untuk memahami iman bukan sebagai penerimaan atas serangkaian kebenaran, tetapi sebagai hubungan vital, hubungan keintiman dengan-Nya.

Kita menyatakan betapa kita sangat membutuhkan Tuhan, dan di sisi lain, betapa besarnya kasih yang Allah upayakan untuk memuaskan setiap rasa lapar manusia yang otentik. Yesus telah dinubuatkan sebagai Emanuel yaitu "Allah beserta kita"; Ekaristi adalah penggenapannya yang paling eksplisit: Allah menyertai kita dan memberikan diri-Nya sepenuhnya, menjadikan diri-Nya satu dengan kita.

Jelas ini mengubah kehidupan pada akarnya. Dalam Ekaristi manusia menemukan makna dari kehadiran Allah sendiri, secara harmonis terhubung dengan masa lalu, kini, dan masa depan. Masa lalu, sekarang dan masa depan dalam kaitannya dengan Ekaristi juga banyak ditulis oleh orang kudus. Salah satunya adalah Santo Thomas Aquinas. Dia dikenal memiliki devosi yang tinggi terhadap Ekaristi Kudus, dan setiap gambarnya dibubuhi solar monstrance, monstran berbentuk matahari. Dia berkata, "Misteri Perjamuan Kudus! Kita diberi makan oleh Kristus, kita mengingat hasrat-Nya, dengan jiwa penuh rahmat, dan di sana janji kemuliaan diberikan", yaitu kehidupan kekal bersama-Nya." Amin.

(Penulis adalah Pastor Keuskupan Agats Papua, sedang tugas belajar di Roma) 

Komentar