Selasa, 28 Mei 2024 | 13:38
LIFESTYLE

Edukasi Adik, Aplikasi Khusus Anak-anak Buatan Siswa SMAN 38

Edukasi Adik, Aplikasi Khusus Anak-anak Buatan Siswa SMAN 38
Riandar Farhan dan Bisma Rohpanca Joyosumarto, siswa kelas 11 SMAN 38 Jakarta yang membuat aplikasi khusus anak-anak dengan anak Edukasi Adik (Edukade). (Dhika Alam Noor/Askara)

ASKARA - Umumnya anak-anak betah menatap layar ponsel pintar untuk bermain video permainan dan melihat hiburan. Sangat jarang memilih konten pembelajaran. Maka itu, dua siswa SMAN 38 Jakarta membuat aplikasi belajar khusus anak-anak bernama Edukasi Adik (Edukade).

Mereka ialah Riandar Farhan dan Bisma Rohpanca Joyosumarto, yang merupakan siswa kelas 11. Meski aplikasinya belum sempurna dan masih dalam tahap pengembangan, tapi ide mereka patut diapresiasi. 

Riandar Farhan menuturkan, pembuatan aplikasi ini terbilang baru yakni tahun 2019. Semula sudah diunggah ke playstore sehingga yang mengunduh dapat menerima pembelajaran namun fiturnya masih terbatas. 

Contoh pembelajarannya yakni melalui huruf dasar. Kemudian meluas menjadi kata benda dan kata kerja. Dalam pembuatannya menggunakan tiga program Pain.net untuk pembuatan gambar, Microsoft PowerPoint membuat rancangan dan Mit App Inventor 2. 

"Kami berinovasi yang menyatukan hiburan dengan pembelajaran mereka yaitu edukasi adik-adik (Edukade)," ujar Riandar Farhan kepada Askara saat dihubungi, Selasa (25/2).

Motivasi yang mendasari mereka untuk membuat aplikasi ini, tidak terlepas dari pesatnya teknologi informasi. Terlebih aktivitas seseorang yang memanfaatkan gadget. Prioritasnya tentu sarana belajar bagi anak-anak. 

"Saya buat aplikasi ini, banyak balita jaman sekarang yang udah punya akses smartphone dari orangtuanya mereka. Jadi saya dan teman sudah merencanakan dan membuat aplikasi yang bisa menjadi media pembelajaran balita," terang Rianda. 

Pemanfaatan ponsel pintar pun bisa digunakan dengan efektif. Tentu membantu tumbuh kembang anak. Namun perlu dukungan para orang tua agar anak-anak dapat meralisasikan pembelajarannya. 
 
"Tujuan kami membuat aplikasi ini agar ada cara alternatif balita yang sudah 'tercandu' oleh smartphone, dapat menggunakannya sebagai media pembelajaran yang efektif," jelasnya. 

Banyak yang mendukung pembuatan aplikasi ini, ada beberapa yang hanya mendengar tentang aplikasinya dan ada yang sudah mengetahui tentang penggunaan aplikasi tersebut. 

"Kepala sekolah saya mendukung juga, dan menyarankan agar dilanjutkan lagi dan supaya ditingkatkan sehingga daya tarik aplikasi ini agar lebih menjual," ucap remaja berkacamata itu. 

Sementara, ada juga yang menyarankan untuk mengubah software membuat aplikasinya menjadi android studio. Meski prototype-nya belum selesai, jadi belum bisa sepenuhnya diterapkan karena belum lengkap.

"Sesekalinya memang sudah benar-benar lengkap akan diuji ke beberapa sampel balita. Dan aplikasinya dibuat ulang menggunakan android studio," ungkapnya.

Namun, Riandar dan Bisma Rohpanca tetap berusaha keras untuk menyelesaikan aplikasi ini. Mengingat banyak manfaaat yang bisa didapat dari penggunaannya. 

Paling penting orang yang berada di lingkungan terdekat dengan anak-anak tetap mengawasi mereka saat bermain gadget.  

"Jika aplikasi sudah jadi saya dan rekan saya pun berharap, agar balita yang menggunakan aplikasi bisa mendapatkan manfaat dari pembelajaran aplikasi ini," kata Riandar. 

"Saya juga berharap jika nama aplikasi ini meluas, bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat terutama untuk programmer aplikasi pemula," tambahnya. Penggunaan nama aplikasi ini mulanya muncul dengan suatu hal yang berbau edukasi. 

Komentar