Selasa, 30 April 2024 | 00:41
TRAVELLING

Marawin, Durian Khas Hutan Kalimantan Selatan

Marawin, Durian Khas Hutan Kalimantan Selatan
Sahran biasa menjajakan buah marawin di Jalan Pramuka, Banjarmasin (Askara/Dar Edi Yoga)

ASKARA - Indonesia tidak hanya memiliki kekayaan panorama alam yang luar biasa indah, kekayaan alam seperti buah pun menjadi salah satu daya tarik untuk menarik wisatawan. 

Salah satu buah yang banyak digemari orang adalah durian. Durian sendiri banyak ditemukan di negara-negara Asia Tenggara, memiliki bentuk yang sama namun berbeda dalam rasa.

Di Kalimantan Selatan ada jenis buah mirip durian, namanya marawin. Durian ini sangat berbeda dengan durian pada umumnya, dapat dilihat dari duri-duri pada kulitnya yang lebih besar dan lebih panjang. Buahnya kecil dengan daging yang tidak banyak hanya sekitar dua biji dalam setiap ruas. Biji dari daging marawin lebih besar. Kulit marawin selalu hijau, tidak bisa menjadi kuning. Jika sudah matang maka buah akan jatuh dan merekah dengan sendirinya.

"Dibandingkan buah asli Kalimantan seperti papakin dan lahung, bentuk dan rasa marawin sangat mendekati durian. Bedanya warna kulitnya hijau dengan duri agak panjang dan tajam," jelas Sahran yang telah 20 tahun berjualan durian di Jalan Pramuka, Banjarmasin.

Ditambahkan Sahran, kendati ketiganya berbeda, ada satu kesamaan untuk mengetahui tingkat kematangan buah yakni cukup dengan mencium baunya. Jika bau harum menyeruak pertanda buah sudah matang. Sebaliknya jika tidak ada bau berarti buah belum matang. 

"Ternyata, soal rasa, saya harus sependapat dengan penjual marawin. Rasa buah marawin enak, lembut dan sangat pas rasa duriannya," ujar Maria Elizabeth Agustine dari RTV Jakarta.

Menurut Liza, rasa marawin lebih legit dibanding durian umumnya. Manisnya pas meski ukurannya kecil, dan harganya lebih mahal dibandingkan durian. Untuk ukuran yang sama, sebuah durian bisa didapat dengan membayar Rp 10.000 sedangkan untuk marawin Rp 35.000.

"Teman saya sudah lama mencari durian ini dan ingin merasakannya, namun belum menemukan," ujar Toni Bramanto usai mencicipi durian marawin.

Mahalnya harga marawin disebabkan masih belum ada yang bisa membudidayakan. Buah yang dijual masih diperoleh dari hutan. Perlu perjuangan untuk mendapatkan buah ini. Tidak heran kalau harganya berbeda. Dan untuk mendapatkan durian ini, Redaksi Askara sudah memesan sehari sebelumnya ke pedagang durian Sahran yang telah kehilangan satu kaki akibat kecelakaan bermotor.

Komentar