ASKARA - Hampir di setiap tempat dapat dengan mudah ditemukan tanaman pisang. Pisang akan tumbuh subur dan berproduksi dengan baik selama pengairannya terjaga. 

Lasiyo Syaifudin, seorang petani pisang dari Kabupaten Bantul, Yogyakarta sudah menjalani budi daya pisang sejak lama dan jumlahnya terus bertambahnya. Dengan memanfaatkan areal lahan rumahnya. 

"Alhamdulilah sekarang malah semakin banyak. Melakukan pembibitan 5 ribu batang sekarang ada penakaran bibit di rumah," ujar Lasiyo kepada , Selasa (18/2).

Dalam melakukan budi daya pisang, Lasiyo dibantu satu orang tenaga harian dan satu orang dari keluarganya. PemanfaatAskaraan tanaman pisang ini berhasil membangun kemandirian ekonomi masyarakat. 

"Sekarang makin ada semangat. Kebetulan kepada dinas perhutanan mencanangkan Kabupaten Bantul unggulannya pisang," tuturnya. 

Bantul berpotensi besar dalam produk pisang. Adapun jenis khas dan unggulan yaitu pisang berlin yang dikembangbiakan secara organik. Dengan buah kecil dan memiliki rasa manis. Perawatannya mudah dan tidak mudah terserang hama. 

"Jenis pisang Bantul ada raja buluh, gepok. Tapi yang asli di Bantul adalah pisang jenis berlin," ucap Lasiyo. 

Untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat, Lasiyo bergabung dalam koperasi olahan pangan. Melalui cara produksi pangan yang baik, industri pangan dapat menghasilkan pangan yang bermutu, layak dikonsumsi dan aman bagi kesehatan. 

"Koperasinya namanya Argo Mirasa Boga Yogyakarta dengan singkatan Amboy. Itu produksi olahan dari pisang tidak kurang jenis 50 varian atau jenis olahan," ungkap pria berusia 69 tahun itu. 

Olahan pisang bisa dijadikan selai pisang, pure pisang dan tepung pisang. Sementara kulit pisang dapat dimanfaatkan membuat cuka melalui proses fermentasi alkohol dan asam cuka. 

Sedangkan daun pisang dipakai sebagi pembungkus berbagai macam makanan trandisional. Jenis tanaman pisang lainnya, raja bagus, raja bulu, raja sere, raja jengkel.

Serta kapok kuning, ambon kuning, ambon lumut, raja pulut, raja kidang, pisang susu, raja sewu, pulut, kluthuk, mas kirana, gabu, dan moro sebo.