ASKARA - Puluhan orang berduyun-duyun mendatangi gerai Kopi Johny di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Mereka mengadu dan berkonsultasi kepada pengacara Hotman Paris Hutapea perihal kasus investasi reksadana. 

Para nasabah secara bergantian menyampaikan keluhannya kepada Hotman Paris. Sebagian besar tidak bisa mencairkan dana miliknya. 

Mereka merupakan nasabah dari PT Minna Padi Aset Manajemen, Emco Asset Management, dan Jiwasraya yang belum terselesaikan haknya hingga sekarang. 

Pialang saham Hendriyanto mengatakan bahwa sejumlah nasabah yang menanamkan modal di PT Minna Padi Aset Manajemen mengendap investasinya. 

Sebagian besar nasabah menyerahkan uang kepada perusahaan reksadana itu dan mereka hanya ingin uangnya kembali. 

"Ini nilai sahamnya jadi turun 500. Kalau sudah begitu lama naiknya, bisa dua tahun. Tergantung progres ke depannya," ujar Hendriyanto saat berbincang dengan Askara di Kopi Johny, Minggu (16/2).

Saham ialah salah satu produk pasar modal yang menjadi salah satu instrumen investasi untuk jangka panjang. Satuan pembelian saham adalah satu slot terdapat 10 lembar. Keuntungannya tergantung dari kenaikan harga saham. 

"Jadi keluhan para nasabah tadi ketika ingin mencairkan uangnya tapi uangnya tidak ada. Artinya uangnya tertahan di perusahaan reksadana itu," jelas Hendriyanto.

"Yang kelola uang kita ini pihak perusahaan, bukan para investor. Ketika salah beli saham efeknya terjadi penurun harga, efeknya ke kita," tambahnya. 

Hotman Paris mengatakan jika nasabah reksadana mengeluh maka Otoritas Jasa Keuangan yang mempunyai kewenangan bisa segera menyelesaikan masalah. 

"Semua korban mengeluh dan mengeluh. OJK harus segera menyelesaikan kasus ini. Sementara ini sudah ribuan korban," katanya.

Adapun, reksadana sendiri adalah produk yang mengumpulkan dana publik dan kemudian dikelola manajer investasi untuk dibelikan efek yang tersedia di pasar modal serta instrumen pasar uang.