Kamis, 09 Mei 2024 | 03:34
COMMUNITY

Gunung Tempat Bercengkrama Yang Baik

Gunung Tempat Bercengkrama Yang Baik

JAKARTA: Di Gunung, ini dulu dengan mudah kita lakukan, karena tidak ada jaringan yang membuat kita terhubung dengan dunia luar, mau ataupun tidak, kita hanya fokus pada teman seperjalanan. Berbagi pengalaman dan yang lainpun sanggup mendengarkan, bercengkerama dengan hangatnya dan tertawa bersama. Fokus pada lawan bicara.

Namun akhir-akhir ini mulai dipasang banyak menara agar jaringan itu ada di mana-mana, dan ini akan menggerusnya.

Ada candu yang tidak kita sadari, telah merasuk dan menusuk menjadi resah tingkat dewa, bila dia ketinggalan atau bahkan sekedar kehabisan tenaga. Bingungnya tiada tara. Pokoknya galau deh dan menjadi orang yang tidak fokus. Resah dan gelisah.

Sama halnya pada banyak keluarga, sedang makan bersama di satu meja, tanpa ada tegur-sapa. Semua sibuk sendiri menundukkan kepala, seolah-olah sedang berdoa, sesekali senyum-senyum, dan tertawa. Aaah ternyata mereka sedang bicara dengan orang yang entah berada di mana. Seakan tidak ada orang berdekatan dengannya. Seakan dia hanya sendiri saja. Tapi itulah kenyataannya.

Baik orang tua maupun anak lebih memilih bertegur sapa melalui kiriman short massage. Tanpa adalagi interaksi antar muka. Minta sesuatu tinggal ketik, baik itu barang bahkan sebuah ijin. Tanpa harus memikirkan apa yang sedang terjadi  pada masing-masing pribadi. Pokoknya kan sudah bilang.

Ini sangat berbeda pada jaman dulu, mau minta sesuatu apalagi ijin, bisa maju mundur melihat kondisi yang sedang terjadi, bila Ibu atau orang tua sedang marah, atau sedang tidak enak hati, maka dengan cepat membatalkan atau mengundur keinginan bicara. Mencari waktu yg lebih tepat untuk bisa menyampaikan. Ada kepedulian terhadap kondisi untuk mencoba mengerti. Ada olah rasa yang di lalui.

Makin hilang sudah kebiasaan-kebiasaan di masa lalu, dimana ada tegur sapa, interaksi dengan hangatnya.

Saat ini, meski orang tinggal  sendirian tidak akan kesepian, selama masih punya kuota. Bisa senyam-senyum sendiri saja. Bisa bicara dengan siapapun meski entah orang itu di seberang pulau atau negara belahan mana.

Banyak juga terjadi, sekumpulan kawan reuni. Niatnya sih ingin melepas rindu bercerita seperti dulu, kenyataannya tegur sapa itu hilang begitu saja. Sibuk memeriksa. Lalu buat apa ketemuan ya. Bicara dari rumah masing-masing pasti akan lebih efektif.

Begitulah perkembangan teknologi ini membuat banyak perubahan, apakah ini sesuatu yang salah? Tidak ada yang salah,  tentu semua ada kelebihan dan kekurangannya.

Kembali pada diri sendiri dan masing-masing pribadi.

Luangkan waktu sesekali untuk bercengkerama dengan keluarga atau teman sepenuh hati, agar olah rasa itu tetap terjaga meski berada di kota.Atau ke gunung yuuuk, mumpung jaringan itu belum masuk dan menganggu cengkerama para pendaki.

Tahukah kawan siapa yang ku maksud?

Yanni Khrishnayanni
Pendaki Gunung Komunitas SIABI

Komentar