Kamis, 09 Mei 2024 | 08:20
COMMUNITY

Sosialisasi Kebudayaan “Satoe Hati”, Wartawan Jadi Ujung Tombak Bangsa

Sosialisasi Kebudayaan “Satoe Hati”, Wartawan Jadi Ujung Tombak Bangsa

DEPOK:  Forum Wartawan Jakarta kembali menggelar Event bernuansa budaya. Kali ini event yang ditampilkan bukan sekedar event, akan tetapi lebih kearah sosialisasi Kebudayaan Harga Diri Bangsa. Hal itu dikatakan ketua Forum Wartawan Jakarta Mustofa Hadi Karya atau yang sering disapa Opan ini di lokasi acara, Lapangan Sanca, Jl. Bhakti Abri, Sukamaju Tapos Depok Jawa Barat, Jum'at (29/11/2019).

"Kali ini kita mengangkat unsur kebudayaan untuk mensosialisasikan Budaya Harga Diri Bangsa sebagai sosialisasi bahwa saatnya kebudayaan menjadi ujung tombak bangsa,” ucap Opan.

Menurutnya, sebagai wartawan yang juga pemerhati harus lebih memperhatikan hal-hal sensitif bangsa, meski kritis, namun tetap mengusung pilar demokrasi.

"Saatnya kita untuk maju guna mengembangkan kebudayaan bangsa sendiri, karena kebudayaan adalah harga diri bangsa. Ketika kita tidak memiliki harga diri, maka bangsa ini akan jatuh dalam keterpurukan. Kita sepakat NKRI harga mati tapi kebudayaan adalah harga diri bangsa,” papar Opan.

Meski diakuinya tanpa dukungan pendanaan dari Pemkot Depok maupun dari dewan kesenian Depok, kerja tim work menjadi penentu dalam sebuah pelaksanaan.

Opan juga mengucapkan terimakasihnya kepada beberapa pengurus Forum Wartawan Jakarta, yakni Wulan, Boim, Koko, serta dari Ikatan Pemuda Bhakti Abri yang diketuai Dodi beserta anggotanya Dede, dan Dayat maupun sahabat FWJ yang telah gigih memperjuangkan event tersebut.

"Kami menyayangkan Pemerintahan Kota Depok maupun Kepolisian Polresta Depok belum memahami tentang pentingnya kebudayaan sebagai harga diri bangsa. Meski Pemkot Depok dan Polresta Depok tak beri dukungan financial, namun kami tetap jalankan acara ini dengan keterbatasan yang ada. Tanpa teman-teman dan kerja tim work yang solid, mungkin tidak akan terjadi pelaksanaan event ini,” urainya.

Disinggung soal kaitan kebudayaan dengan harga diri bangsa, Ia menjelaskan bahwa suatu bangsa akan hancur jika kebudayaannya diabaikan dan mematikan semangat generasinya. Terlebih jika sesuatu bangsa tidak mempunyai kebudayaan maka bangsa itu tidak memiliki harga diri. Untuk itulah mengapa Forum Wartawan Jakarta (FWJ) mensosialisasikan bagaimana kebudayaan ini disatukan dalam rasa, dalam hati yang dibalut dalam Konser Budaya Satoe Hati.

"Saya mengajak teman-teman agar tau dan memahami bahwa tugas wartawan sebagai fungsi nyata yang berinovasi, berkarya, dan melakukan banyak hal untuk Negeri ini. Kita boleh saja mengkritik ketidakwajaran yang dilihat, didengar, tetapi sebagai kontrol sosial dan 4 pilar demokrasi, kita juga harus peduli terhadap harga diri bangsa. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa pemerintah harus jeli dan memahami arah bangsa, Jangan sampai generasi selanjutnya tak mengenal budayanya sendiri. "Singgung Opan.

Pria yang kerap kritis, tegas dan bergelut di berbagai organisasi kewartawanan ini miris ketika melihat kebudayaan Indonesia akan menjadi punah, dan akhirnya mati. Ia membayangkan ketika kebudayaan bangsa ini diklaim diluar negri, namun pemerintah Indonesia hanya berdiam diri.

Untuk itu, Opan mengkritik pemerintah, bahwa konsep sosialisasi kebudayaan jangan disepelekan, justru pemerintah harus mendukung full guna membangkitkan gairah kebangsaan.

Sementara pegiat kebudayaan Jawa Barat, Deden Wahyudin memberikan apresiasi kepada FWJ atas acara yang digelarnya. Dijelaskan Dede, ini satu bukti bahwa melalui Forum Wartawan Jakarta akan terbentuk kolaburasi yang kuat guna menggaungkan kebudayaan harga diri bangsa.

"Kita sepakat bahwa kebudayaan menjadi pilar bangsa, generasi harus paham dan mengenal budayanya. Apresiasi tinggi saya berikan kepada Forum Wartawan Jakarta untuk membangun kembali pondasi bangsa melalui konser budaya satoe hati,” terang Dede.

Ditempat yang sama, Lurah Sukamaju Baru R. Iwan Heru Kusuma mengatakan, Atas nama warga Sukamaju Baru medukung penuh dan mengaspirasi kedepan supaya konsep-konsep seperti ini untuk membangun minat minat jenis seni budaya yang ada di wilayah kita sendiri ini bisa terbangun karena memang kegiatan ini baru pertama kali diadakan.

“Dengan hiburan rakyat seperti ini warga kami juga tidak usah jauh-jauh, di sini pertemuannya dan di sini juga bisa menjadi ajang silaturahim,”ujar Iwan.

Dirinya berharap, mudah-mudahan ini bisa berjalan dengan baik, lancar dan ke depan juga bisa selalu optimis tidak di sini saja mungkin di tempat-tempat lain juga bisa seperti Sukamaju Baru.

“Kebudayaan sendiri di sini memang belum begitu berkembang, bukannya tidak ada ada seni budaya Topeng yang ada cuma memang belum begitu mencuat, tapi kami bersama dengan pengurusnya sedang berusaha kalau memang semuanya terbentuk dengan kegiatan-kegiatan lainnya, kedepan kegiatan seni-seni yang ada di wilayah sini bisa terangkat,”

Sedangkan ditempat tepisah Sekjen FWJ Ichsan menambahkan, bahwa pagelaran Budaya konser Satoe Hati di Depok merupakan salah satu rangkaian program Forum Wartawan Jakrta (FWJ) dalam mencerdaskan bangsa dan juga ikut melestarikan seni  budaya bangsa kita Indonesia dari gerusan budaya asing.

"Harapan saya semoga rangkaian program kerja FWJ dalam Konser budaya "satoe hati " di Depok ini,diberikan kelancaran  dan kemudahan walaupun dukungan pemerintah daerah kurang maksimal,"tandasnya.

Kegiatan yang di mulai pukul 15.00 Wib turut dihadiri Kakan Kesbangpol Kota Depok Hakim Siregar, Perwakilan dari Kodim 0508/Depok, perwakilan Polresta Depok, perwakilan PWRI Kota Depok, Sekber Wartawan Depok, DPC Brinus Depok, Ikatan Pemuda Bhakti Abri yang diketuai Dody, serta dimeriahkan penampilan seni tari Jawa Barat, dan teman-teman artis seperti Dimas Moersass, Ayu Gemulai, Dea Bacan, Fanny Sumapode, Yossi, dan Duo Singa. 

Komentar