Jakarta: Presiden ke-3 RI Bacharuddin Jusuf Habibie menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit RSPAD Gatot Soebroto, Rabu 11 September 2019, sekitar pukul 18.05 WIB. Habibie wafat pada usia 83 tahun.

"Ayah saya B.J Habibie telah meninggal dunia pukul 18.05, Rabu, 11 September 2019" kata anak Habibie, Thareq Kemal Habibie di RSPAD Gatot Soebroto, Rabu, 11 September 2019.

Kesehatan Habibie dilaporkan kritis sejak Selasa pagi, dan mendapat perawatan dari Tim Dokter Kepresidenan (TDK) di RSPAD.

Kecerdasan Habibie adalah inspirasi dan kebanggaan masyarakat Indonesia. Salah satu keahlian pria kelahiran 25 Jui 1936 itu adalah membuat pesawat terbang, dan sejumlah teorinya yang diakui dunia internasional.

BJ Habibie pernah bekerja di perusahaan penerbangan di Hamburg, Jerman, yaitu Messerschmitt-Bölkow-Blohm (MBB), dengan posisi terakhir sebagai Vice President, sekaligus Direktur Teknologi. Prestasi ini membuatnya sebagai satu-satunya orang Asia yang menduduki jabatan nomor dua di MBB.

Habibie juga pernah menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi dari 1974-1978. Dia juga pernah menjabat sebagai Komisaris Utama perusahaan perancangan pesawat terbang, PT Regio Aviasi Industri.

Deretan penghargaan diraih si jenius Habibie. Rangkaian pesawat rancangannya adalah N-250 dan R-80.

Dari menteri, karier Habibie berlanjut menjadi Wakil Presiden RI pada Maret 1998. Saat desakan reformasi muncul kepermukaan pada Mei 1998, Presiden Soeharto mundur dari jabatannya, dan BJ Habibie menggantikan posisinya sebagai Presiden ke-3 RI pada 21 Mei 1998 sampai 20 Oktober 1999.

Hanya 1,5 tahun menjabat, Habibie punya catatan positif. Terobosannya yang paling diingat adalah membuka keran kebebasan berpendapat, juga membebaskan para tahanan politik.

Selain itu, pada era pemerintahannya, muncul pula Undang-Undang Anti Monopoli atau Undang-Undang Persaingan Sehat, Undang-undang Partai Politik, dan Undang-undang Otonomi Daerah.

Kini, sang jenius telah berpulang. Selamat jalan Pak Habibie.