Sabtu, 20 April 2024 | 13:08
TRAVELLING

Kisah Inspirasi

Dari Polandia ke Fatima Jalan Kaki Tanpa Uang Sepeserpun

Bawa Rosario

Dari Polandia ke Fatima Jalan Kaki Tanpa Uang Sepeserpun
Jacub Karlowicz (Dok Rm. Novri Korompis)

ASKARA - 221 hari, 3.500 mil, 10 negara, dengan sebuah Rosario di tangan-tentu sebuah ziarah dengan berjalan kaki yang luar biasa! Namun orang muda ini berhasil!

221 hari, 3.500 mil, 10 negara, dengan sebuah Rosario di tangan-tentu sebuah ziarah dengan berjalan kaki yang luar biasa! Jakub Karlowicz, pria berumur 23 tahun dari Timur Laut Polandia, seorang tukang gunting rambut, sampai di Kapela Fatima pada 24 Februari (2023).

Dia mempersembahkan peziarahan dan seluruh doanya dalam perjalanan itu untuk perdamaian. Sejak awal, perjalanannya yang penuh iman itu dari hari ke hari dapat diikuti di halaman facebooknya, "Under the Care of God", yang ditonton oleh ribuan orang setiap harinya.

Di Bawah Perlindungan Tuhan

Dia mulai pada 13 Juli 2022. Dia tidak membawa makanan atau pakaian lebih selama perjalanan, juga tidak uang atau kartu kredit. Dia mempercayakan peziarahannya ini pada Bunda Maria, dan santo pelindung St. Yohanes Bosco, yang mottonya, "seorang santo yg muram, bukanlah seorang santo", dihayatinya.

Dia percaya bahwa dia berjalan "di bawah perlindungan Tuhan" dan tidak kuatir tentang apa yang akan dia makan, pun di mana dia akan tidur. Selama 221 hari ziarahnya, dia tidak pernah mengalami kelaparan ataupun situasi yang memaksanya untuk kembali. Sebaliknya, setiap hari, di setiap negara, pun di setiap desa terpencil yang dilewatinya, dia mengalami kebaikan tanpa pamrih yang luar biasa, keramah-tamahan, dan dukungan.

Dalam salah satu video yang dipostingnya di media sosial, dia teringat sebuah pengalaman di salah satu provinsi di Perancis, ketika sebuah mobil BMW yang mahal tiba-tiba berhenti, dan beberapa pria bermasker keluar dan membuka bagasinya-ternyata ada tas besar penuh makanan! Tersentuh, dia berkata bahwa orang-orang ini, seperti dalam film dan bukan dalam kenyataan, memberinya makanan untuk tiga hari.

Orang-Orang Baik

Sepanjang peziarahannya, dia terbantu dengan keramah-tamahan dari paroki-paroki dan biara-biara, tapi juga dari orang-orang yang mengundangnya  ke rumah mereka, mengizinkannya menggunakan mesin cuci mereka, memberinya makan, bahkan membawanya ke toko dan membelikannya perlengkapan baru untuk mengganti perlengkapannya lama atau yang rusak.

Orang-orang bahkan tidak hanya membuka rumah mereka dan memberinya makan, memberinya bekal untuk perjalanan, tapi juga menyumbangkan uang kepadanya. Seringkali dia juga bisa mendapatkan uang dengan cara menjual jasa gunting rambutnya. Jakub membawa guntingnya dan peralatan lainnya sepanjang waktu.

Apa yang dianggapnya sangat penting setiap hari dalam ziarahnya ialah kesempatan untuk menghadiri Misa dan adorasi. Rosario, katanya "senjata yang paling efektif di seluruh dunia", selalu mendampinginya. Setiap mil perjalanannya bertambah berarti lebih banyak lagi "Salam Maria" didoakannya-demi perdamaian di seluruh dunia, bagi orang-orang yang dikasihinya, dan bagi mereka yang ditemuinya di sepanjang peziarahan.

Dalam kisah perjalanan yang dipostingnya, dia menggaris-bawahi bahwa orang-orang itu pada dasarnya baik adanya. Mereka seringkali mungkin tersesat, atau seringkali Tuhan "hilang" dari pandangan mereka, tapi mereka sebenarnya orang-orang yang baik dan menginginkan yang baik, bukan yang jahat.

Perjalanan dari Polandia ke Fatima

Perjalanannya ditandai dengan tempat-tempat religius yang signifikan. Dari Sejny (di Timur Laut Polandia, dekat Lithuania dan Belarus), dia pergi ke Niepokalanow, sebuah komunitias religius yang didirikan oleh St. Maximilianus Kolbe, lalu Jasna Gora, biara tempat lukisan Bunda dari Czestochowa. Lalu melewati Slovakia, Hungaria dan Bosnia menuju Medjugorje. Dia berdiri di tempat yang konon katanya tempat penampakan pada 12 September, tepat pada waktu peringatan fakultatif Nama Santa Perawan Maria yang Tersuci. Dari sana dia menyeberang ke Kroasia dan Slovenia, menuju Venice.

Dia melewati Italia dengan cukup lancar, berhenti di Turin-yang diakuinya bukan rute ke Fatima, tapi Jakub tak dapat melewatkan kesempatan mengunjungi relikwi St. Yohanes Bosco, santo pelindungnya dalam ziarah ini. Dari Turin, dia ke Utara, melewati pegunungan Alpin yang berbahaya, dan tiba di tempat penampakan La Salette.

Dari sana, ia pergi ke Selatan, ke perbatasan Perancis dan Spanyol. Semakin jauh perjalanannya, dan sesudah mengalami keramah-tamahan orang-orang Spanyol, akhirnya dia sampai di perbatasan Spanyol dan Portugis. Setiap hari dia berjalan sejauh 20-30 mil.

Apa selanjutnya?

Jakub sekarang masih sedang di jalan! Sesudah dia tiba di tempat tujuannya, pada 26 Februari 2023 dia menulis, "Saya bermaksud untuk pulang kembali sambil berjalan kaki, jika itu sesuai dengan kehendak Tuhan". Dia ingin mengunjungi Kapela-kapela Maria dan tempat-tempat yang berhubungan dengan para santo-santa Gereja selama perjalanan. Tujuannya ialah mencapai rumah pada waktu libur dan bergabung dengan ziarah dari Suwalki ke Vilnius. Tapi ia tidak bermaksud tergesa-gesa.

"Ini bukanlah peziarahan dengan berjalan kaki demi menempuh jarak tertentu.  Sejauh ini saya tidak tergesa-gesa. Di atas semuanya, ini terutama pengalaman akan perlindungan Allah dan tentang orang-orang yang Tuhan Allah berikan sepanjang perjalanan saya. (...) Tuhan Allah dapat mempergunakan siapa saja, tak peduli seberdosa apapun mereka, apapun masa lalunya, pendidikannya, pekerjaan yang dimilikinya (...) Salam Maria!" Tulisnya, berterimakasih dengan sebuah doa, kepada semua yang mendukungnya.

Sumber: Aleteia[.]org
Kredit: Romo Novri Korompis

Komentar