Kamis, 25 April 2024 | 17:08
SELEBRITAS

Cara Ngegas Dokter Tirta Suarakan Karantina Wilayah

Cara Ngegas Dokter Tirta Suarakan Karantina Wilayah
dr. Tirta Mandiri Hudhi. (Instagram)

ASKARA - Siapa tidak kenal dr. Tirta Mandiri Hudhi yang akrab disapa warganet dengan Dokter Tirta atau Cipeng. 

Dokter muda yang juga seorang influencer ini tengah berjuang mengampanyekan pencegahan virus corona (Covid-19).

Warganet yang didominasi kaum milenial ini kerap menilai Dokter Tirta sebagai sosok yang selalu ngegas. Bagaimana tidak, pemilik usaha laundry sepatu Shoes and Care ini terkenal dengan nadanya yang tegas dan to the point jika ada sesuatu yang mengganjal hati.

Berangkat dari memperkenalkan sebuah sepatu lokal secara detail membuat para anak muda kagum dan turut mempercayainya dalam pertimbangan membeli sepatu. Seperti halnya merk sepatu lokal yang telah ia perkenalkan hingga terkenal saat ini di antaranya adalah Compass dan Ventela. 

Meskipun menjadi influencer yang kental dengan dunia persepatuan, namun ilmu bidang kedokteran yang digali di Universitas Gadjah Mada tetap dibawa Dokter Tirta. Khususnya dalam menghadapi wabah virus corona yang kini melanda Indonesia.

Seperti halnya pada unggahan hari ini (Sabtu, 28/3) di Instagram, Dokter Tirta menegaskan agar pemerintah baik pusat maupun daerah segera bertindak guna meminimalisir lebih banyak masyarakat yang terjangkit Covid-19. 

"Halo kepala daerah, kepala negara dan warga Indonesia mungkin caption saya sekarang agak kontroversial. Tapi ini adalah saat tepat mumpung saya diperhatikan mayoritas warga Indonesia," tulis Dokter Tirta. 

Dia pun merekomendasikan sejumlah hal di antaranya setiap kepala daerah yang kotanya sudah mengalami pembengkakan orang dalam pemantauan (ODP) agar menutup akses keluar dan masuk. Selain itu juga meminta agar membuka rumah sakit tenda sebagai persiapan triase kuning Covid-19, termasuk menyiapkan kondisi pangan dan meminta agar tetap melindungi pasar.

"Lakukan ini beberapa hari, dan mngkin ekonomi akan porak poranda. Tapi, ini berarti banget buat kita. Kalo nekat dilanjutkan dengan metode begini, takutnya infeksi tak terkontrol dan membuat RS kelimpungan," tulis Dokter Tirta.

Dalan unggahan tersebut, Dokter Tirta bahkan menandai Instagram Presiden Joko Widodo. Dia pun menekankan agar karantina wilayah untuk segera dilakukan terutama di Ibu Kota Jakarta. 

"Pak @jokowi, saya tau ini kewenangan anda. Saya tau beban negara berat-berat nya, sebelumnya saya berduka atas wafatnya ibunda oke. Tapi. Ini saatnya karantina wilayah per provinsi. Ini penting pak. Terutama jakarta. Tutup semua akses transportasi dari dan luar jakarta, undang 10 pakar ekonomi, ke istana dan prediksikan kerugian akibat ini, sesuaikan dengan APBN, apakah bisa ditalangi atau tidak," tuturnya.

Termasuk juga menyinggung cara penyampaian Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Wabah Covid-19 Achmad Yurianto.

"Buat jubir Menkes, pak Yuri, tolong, Anda sudah membuat komunikasi yang meresahkan di medsos. Tolong, perbaiki cara penyampaian komunikasi Anda," kata Dokter Tirta.

Dia pun meminta para relawan untuk tetap berjuang hingga titik penghabisan, di mana risiko terberatnya adalah menjadi pasien dalam pengawasan (PDP). Meskipun fatality rate masih delapan persen namun harus tetap berjuang demi bangsa Indonesia.

"Bantu backup TNI Polri dan tenaga medis. Jika kalian relawan, dimanapun kalian berada. Kita bukan pahlawan, kita bukan penyelamat, tapi bantuan kita di lapangan entah edukasi, distribusi logistik akan sangat membantu negara ini, Untuk warga. Yang Nyepelein corona, jangan sembrono bung!" tulis Dokter Tirta.

Pada unggahan ke dua, Dokter Tirta kembali menandai Instagram Presiden Jokowi. Ratusan ribu tanda suka dan ribuan komentar menyelimuti unggahan itu. Para warganet berkomentar mengaku sepakat dengan apa yang sampaikan Dokter Tirta. 

"Pak @jokowi, anjuran anda, dirumahaja socialdistancing itu anjuran. Artinya bebas dituruti/tidak. So. Jika anda menganjurkan melarang mudik, ya ga boleh marah kalo orangnya nekat mudik. Wong gak ada sanksinya. Undang undang kan yang buat Anda sendiri pak?" jelasnya. 

Dokter Tirta kembali menegaskan agar karantina wilayah untuk segera diterapkan. Dia mencontohkan Papua yang kini telah melakukan karantina wilayah secara mandiri.

"Papua sudah menerapkan karantina wilayah mandiri di kota nya. Sudah. Jika Anda terus menerapkan saran saja, maka, warga tetap ada kemungkinan tidak mengikuti," katanya.

Dokter Tirta juga menandai Staf Khusus Presiden Adamas Belva Syah Devara dengan mempertanyakan idealisme Founder Startup Ruang Guru itu. 

"Tolong pak. Saya tau beban anda berat, kami warga siap support. Dan buat @belvadevara anda stafsus, kita sama-sama seangkatan, berjuang dari startup, bilangin dan bujuk pak presiden bang. Yuk ah. Anda tau resiko terberatnya. Dimana idealisme mu bang? Saya mengemis," jelasnya.

"Memohon sangat bang Belva. Lindungi tenaga medis, kami sudah kaya nunggu giliran sakit aja bang. Tolong . Apa saya harus ke istana mengemis ke abang? Biar kami dilapangan dilindungi? Jika harus gitu. Saya siap ngemis tiap hari bang, agar suara kami di dengar," papar Dokter Tirta. 

Terlebih, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia juga telah mengeluarkan rekomendasi karantina wilayah. 

"Guru besar FKUI sudah mengeluarkan rekomendasi karantina wilayah tolong ! Segera lakukan. Percuma APD aja udah kurang, pasien nambah terus, jakarta aja kelimpungan, apalagi luar pulau jawa Pak," ujarnya menyinggung Jokowi. 

Sejumlah unggahan lain juga dilakukan Dokter Tirta, seperti memberikan bantuan kepada sejumlah rumah sakit. Kegiatannya nampak massif yang berkolaborasi dengan kepolisian, bersama sejumlah influencer dan organisasi. 

Dokter Tirta sempat mengunggah dengan keterangan bahwa dirinya memutuskan untuk beristirahat. Dia mengaku telah mengeluarkan dana untuk memberikan bantuan terkait wabah Covid-19 mencapai lebih dari Rp 1 miliar.

"Hampir 14 hari sudah saya sudah saya di jalanan. Ada 20 an rumah sakit saya samperin. Dan gak tahu lah berapa orang saya edukasi. Ketemu dokter di IGD, ketemu dirut RS. Mendata keluhan mereka. Dan ya akhirnya bener, fisik usia 28 tahunan itu ga sekuat 5 tahun lalu. Total uang yang saya habiskan pribadi dan donasi mencapai 1 miliar lebih," bebernya.

Keputusan untuk beristirahat tersebut tidak menghentikan langkahnya dalam membantu. Dokter Tirta menyebut saat ini tengah fokus mengirimkan bantuan alat pelindung diri (APD) ke luar Jakarta.

"Saya minta maaf tidak bisa turun lapangan lagi. Tapi semua temen2 saya @kurirkebaikan.id akan meneruskan ini, saya akan fokuskan mengirim APD keluar jakarta dulu," katanya.

"Saya akan tetap update via media. Semua kegiatan saya batalkan. Kecuali yang mau pick up APD. Akan saya ladenin, Saya harap apa yang saya lakukan menggerakkan hati kalian dimanapun kalian berada, kami siap mati demi negara ini," lanjut Dokter Tirta.

Dalam unggahan itu, Dokter Tirta menyisipkan bahwa apa yang dilakukannya tidak membutuhkan pujian ataupun dikenang.

"Saya ga butuh dikenang. Saya cuma melakukan tugas saya. Jikalau suatu saat saya positif covid, percayalah, semangat saya ga akan padam. Bahkan jika saya sekarat sekalipun, perlawanan akan tetap jalan. See you guys. Hidup mati di tangan Allah. Tapi yang penting berjuang dulu di sini," tuturnya. 

Dokter Tirta juga memantau pemberitaan media massa bahwa karantina wilayah akan segera diterapkan. Beberapa tangkapan layar sejumlah judul berita terkait penerapan kebijakan itu diunggahnya dengan bahagia.

"Panjang umur perjuangan , suara kita di dengarkan negara ! teriakkan terus Karantina Wilayah batasin migrasi warga dari dan masuk ke kota masing-masing," kata Dokter Tirta.

Dia dan Belva kemudian berkolaborasi untuk sama-sama menyuarakan agar masyarakat menggunakan masker kain.

"Untuk yg masih bekerja di pabrik, saya dan @belvadevara menyarankan, pakailah masker kain, karena dari jurnal, secara statistik masker kain bisa membantu menurunkan tingkat penularan infeksi covid 19 dari carrier gak bergejala ke sesamanya," paparnya. 

"Selain itu memakai masker kain non medis, bisa dicuci untuk membasmi virus, dan bisa membantu menurunkan harga resell masker medis. Brand lokal juga bisa bangkit karena produksi masker medis. So, vendor bisa hidup," jelas Dokter Tirta. 

Komentar