Kamis, 25 April 2024 | 06:00
TRAVELLING

Menengok Kejayaan Masa Lalu di Museum Banten Lama

Menengok Kejayaan Masa Lalu di Museum Banten Lama
(Dispar.bantenprov)

ASKARA - Kesultanan Banten pernah berjaya di Nusantara pada abad 16-17. Perdagangan yang terjadi melalui Pelabuhan Karangantu menjadikan wilayah ini makmur dan sejahtera. 

Kini, cerita Kesultanan Banten hanya tinggal sejarah yang kejayaan dan peninggalannya masih dapat dilihat di Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama.

Terletak di Kawasan Banten Lama tepatnya di Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama berjarak 12 kilometer arah utara dari pusat Kota Serang.

Masuk area museum, pada bagian depan terdapat Meriam Ki Amuk yang memiliki ukuran 2,5 meter dan terbuat dari tembaga. Meriam ini merupakan hasil rampasan dari tentara Portugis saat ingin menguasai Kota Banten.

Ada pula hiasan pintu gerbang Keraton Surowsoawan yang terbuat dari batu berjejer. Sementara itu, reruntuhan gerbang keraton yang terbuat dari batu karang dipagari guna menjaga dari hal yang dapat merusak.

Masuk ke dalam museum, pengunjung akan disambut dengan dua gerabah berukuran besar. Walaupun terlihat retak dan tambalan di bagian sisinya, gerabah masih kuat dan memperlihatkan sisa-sisa kejayaan Banten Lama.

Berjalan ke sisi kiri terdapat gambar yang menjelaskan kejayaan Kesultanan Banten lewat Pelabuhan Karangantu. Terlihat dalam gambar Banten telah menjadi kota pelabuhan yang maju, di mana para pedagang saling berinteraksi. Pedagang yang datang ke Banten kala itu kebanyakan dari China, Persia, dan Portugis.

Juga terdapat gambar yang menceritakan dua utusan Banten dikirim ke Inggris pada tahun 1682 yakni Kyai Ngabehi Naya Wipraya dan Kyai Ngabehi Jaya Sedana. Mereka diutus sultan untuk membeli peralatan perang. Saat bertemu dengan Raja Inggris Charles II, utusan dari Banten ini menerima gelar sebagai Sir Abdul dan Sir Ahmad.

Pada bagian belakang museum memiliki peninggalan perabotan rumah tangga. Barang-barang berupa keramik, gelas, dan mangkuk didominasi warna putih. Terdapat juga kunci dan gembok pada masa Banten Lama. Selain itu terdapat koleksi senjata seperti keris dan tombak yang menghiasi salah satu sudut ruangan.

Menuju pintu keluar museum, terdapat Arca Nandi yang merupakan peninggalan kebudayaan Hindu-Budha. Arca ini merupakan wahana atau kendaraan Dewa Siwa.

Arca ini semula ditempatkan di Pancaniti, Kabupaten Serang. Kemudian hilang dan ditemukan kembali di timur Pelabuhan Karangantu. (dispar.bantenprov/why)

Komentar