Sabtu, 20 April 2024 | 10:18
OPINI

Anies Menari Bebas di Atas Bencana Covid-19

Anies Menari Bebas di Atas Bencana Covid-19
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (Kemendagri)

ASKARA - Saya mendapatkan pesan singkat dari seorang yang isinya "Jokowi bikin RS, Prabowo jemput obat dari Cina, Ganjar bikin APD, Risma bikin bilik disinfektan dan Anies siapkan pasien." 

Pesan singkat membuat saya sadar bahwa benar memang Anies itu justru bikin masalah di atas masalah. Sudah jelas Presiden Jokowi katakan bahwa mengimbau agar masyarakat mengurangi kegiatan di luar rumah dan menjaga jarak interaksi (social distancing). Sementara Anies justru melakukan kegiatan atau kebijakan yang berbahaya yakni mengurangi layanan transportasi publik di Jakarta, pasar murah, rapat dengan lurah-camat-wali kota Jakarta dan jumpa pers mengumpulkan banyak orang. 

Kegiatan atau kebijakan Anies ini jelas berbahaya dan membahayakan masyarakat akan paparan penyebaran virus corona (Covid-19). Sudah banyak kritik disampaikan masyarakat atas perilaku berbahaya Anies bagi warga Jakarta tetapi tetap saja Anies terus membuat kegiatan atau kebijakan yang mengumpulkan banyak orang.

Misalnya soal rapat, mengapa tidak rapat dengan cara online dan konsisten menjalan social distancing. Begitu pula soal mengurangi layanan transportasi publik Jakarta yang sudah dua kali dilakukan dan gagal. Pertama pengurangan dilakukan pada 16 Maret 2020 lalu dan terjadi penumpukan penumpang. Atas situasi itu Anies membela diri dan mengatakan bahwa pengurangan layanan transportasi itu adalah untuk menyampaikan pesan kejut. Sudah gila rupanya, kok dalam keadaan bencana malah bermain pesan kejut yang membahayakan warga? Masih belum kapok, kemarin 23 Maret 2020 Anies terapkan lagi pengurangan layanan transportasi publik. Hasilnya sama yakni terjadi lagi penumpukan penumpang. Benar-benar gila ini kebijakannya Anies Baswedan selaku gubernur Jakarta tetapi membahayakan warga.

Saya bertanya kepada seorang teman yang profesinya psikolog soal kelakuan dan kebijakan Anies di atas. Kawan saya itu mengatakan bahwa Anies ini masuk katagori orang sinting. Ya saya pikir benar juga nih, Anies memang orang sinting. Jelaslah sinting, jatuh dalam kegagalan yang sama berbahayanya sampai dua kali dan meneruskannya perilaku itu. Pihak pengelola kereta komuter atau PT KCI setelah melihat ada masalah berbahaya dalam pengurangan layanannya kemarin siang langsung mengembalikan layanan hingga tengah malam jam 24.00 WIB. Begitu pula hari ini PT KCI mengembalikan layanan normal menjadi jam 04.00 hingga 24.00 WIB. Perubahan jadi baik ini karena para pengelola kereta komuter mau menerima masukan publik, dan orang-orang pintar di sekitar dirut PT KCI memberikan masukan yang baik. Juga dirut KCI mau mendengar masukan dari orang di sekitarnya dan dari publik pengguna layanan PT KCI.

Tetapi lain dengan Anies Baswedan seorang gubernur Jakarta. Anies tidak peduli masukan dan kritik publik dan terus dengan kelakuannya, pikirannya tetap mengurangi layanan transportasi publik. Anies juga terus saja sibuk rapat dan sibuk jumpa pers menyiapkan yang berbahaya karena pasien Covid-19. Jelas menyiapkan pasien Covid-19 karena kelakuan dan kebijakannya membuat penumpukan warga dan  mengundang acara bertemu banyak orang. Terlihat memang Anies menari bebas di atas penderitaan bencana Covid-19. Bangga sekali Anies membagikan baju APD kepada pengelola rumah sakit dan kepala dinas padahal itu hasil diberikan Jokowi, bukan usaha Anies. Melihat kesintingan-kesintingan kelakuan dan kebijakan Anies yang terus menyiapkan pasien Covid-19 ini, saya bertanya, "ke mana dan apa nasehat yang diberikan para penasehat, pakar di sekitar Anies, kepala dinas perhubungan dan pengelola Transjakarta juga MRT kepada Anies Baswedan gubernur mereka?" Padahal saya kenal banyak orang pintar di sekeliling Anies, mengapa kok mereka jadi tidak kritis atau mereka tidak memberikan masukan bermutu kepada Anies? 

Sayang sekali orang-orang pintar di sekeliling Anies seakan jadi seperti kerbau menurut saja  ditarik hidungnya oleh Anies semaunya. Jika Anies membuat kebijakan sinting bukan hanya kesalahan Anies. Kebijakan sinting itu juga merupakan produk yang melibatkan semua orang di sekeliling Anies yang digaji oleh uang warga Jakarta. Seharusnya orang-orang pintar itu berpihak dan mengabdi untuk kepentingan warga Jakarta yang menggaji mereka. Seharusnya mereka bukan mengabdi pada Anies dan membiarkan Anies menari bebas di atas penderitaan bencana Covid-19. Jangan mau kredibilitas kalian sebagai orang pintar dihancurkan secara sinting oleh Anies. Lihat, saya saja terus kritis dan mengabdi pada kepentingan warga Jakarta dan tidak mau seperti kalian yang hanya mengabdi pada jabatan dari Anies.

Jakarta, 24 Maret 2020

Azas Tigor Nainggolan
(Ketua Forum Warga Kota Jakarta)

Komentar