Kamis, 25 April 2024 | 08:51
JAYA SUPRANA

Malapetaka

Malapetaka

ASKARA - Secara kodrati, berbagai masalah hadir pada kehidupan manusia. Antara lain yang disebut sebagai malapetaka. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia makna malapetaka adalah kecelakaan; kesengsaraan; musibah; bencana. Tentang malapetaka, KBBI menampilkan sebuah contoh kalimat: siapa pun tidak mengharapkan malapetaka datang menimpanya . 

Tidak Diharapkan 
Dari contoh kalimat KBBI itu dapat disimpulkan bahwa tidak ada manusia mengharapkan malapetaka menimpa dirinya. Meski tidak diharapkan ternyata malapetaka merupakan suatu keniscayaan melekat pada kehidupan umat manusia. Malapetaka beraneka ragam jenis dan bentuk. Ada malapetaka buatan manusia seperti malapetaka korupsi sampai malapetaka perang. Bahkan ada malapetaka pembinasaan manusia pada masa bukan perang seperti malapetaka homisida terhadap warga pribumi Amerika atau malapetaka G-30-S di Indonesia. Ada malapetaka bukan buatan manusia seperti gempa bumi, bencana banjir, letusan gunung berapi sampai ke wabah penyakit menular seperti malapetaka virus corona.  

Kepentingan Bersama 
Berdasar hasil telaah Pusat Studi Kelirumologi dapat disimpulkan bahwa malapetaka sebaiknya jangan dihadapi dengan perilaku saling menyalahkan. Alih-alih menyelesaikan masalah, perilaku saling menyalahkan sambil mencari kambing hitam malah mudarat memperkeruh masalah yang sebenarnya sudah cukup keruh. Perilaku paling bijak dalam menghadapi malapetaka adalah saling membantu dan saling menolong sambil mengesampingkan kepentingan diri atau kelompok demi lebih mengutamakan kepentingan bersama. Pada saat menghadapi musibah sebaiknya manusia eling lan waspada selaras makna pribahasa bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.

Mawas Diri
Pada hakikatnya setiap malapetaka membuka kesempatan bagi diri saya sendiri untuk mawas diri demi makin menyadari bahwa diri saya sendiri ini sekadar sesosok mahluk hidup penuh kekurangan, keterbatasan dan ketidakberdayaan akibat memang jauh dari kesempurnaan. Justru kesadaran atas ketidaksempurnaan diri itu seyogianya menjadi enerji atau daya bagi diri saya sendiri untuk makin berupaya mendekatkan diri ke kesempurnaan. Upaya mendekatkan diri ke kesempurnaan merupakan penggerak peradaban. Pada saat manusia berhenti mendekatkan diri ke kesempurnaan akibat takabur merasa diri sudah sempurna berarti gerak laju peradaban mandeg di tempat. Bahkan mundur.

Ojo Dumeh dan Jihad Al-Nafs
Malapetaka menyadarkan saya untuk senantiasa memegang teguh Ojo Dumeh sebagai pedoman perjalanan hidup sarat beban kemelut deru campur debu berpercik keringat, air mata dan darah demi gigih berjuang mendekatkan diri ke arah kesempurnaan. Adalah tugas kewajiban saya untuk menjunjung tinggi harkat dan martabat peradaban umat manusia demi bersama menuju masa depan yang lebih baik. Akibat saya tidak memiliki wewenang dan kekuasaan merubah sikap dan perilaku diri orang lain maka adalah lebih bijak saya berupaya menunaikan Jihad Al-Nafs demi memperbaiki sikap dan perilaku diri saya sendiri.

Doa
Dengan penuh kerendahan hati saya memberanikan diri memanjatkan doa permohonan kepada Yang Maha Kuasa untuk senantiasa berkenan melimpahkan Anugrah Berkah Kesadaran kepada umat manusia agar mau dan mampu senantiasa bergotong royong bahu membahu berjuang menghadirkan kehidupan dalam suasana gemah ripah loh jinawi tata tentrem kerta raharja di Planet Bumi yang cuma satu bahkan satu-satunya di alam semesta ini. Amin.

(Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan)

Komentar