Siswi SMAN 38 Temukan Pencegah Jerawat dari Ekstrak Kulit Petai
ASKARA - Masyarakat Indonesia sudah pasti mengenal petai, salah satu jenis lalapan. Rasa dan aromanya yang khas menjadi daya tarik tersendiri.
Siswi SMAN 38 Jakarta melakukan penelitian kulit petai yang bermanfaat menghambat pertumbuhan jerawat.
Salah satu siswi Jihan Shafiyah menamakan penelitian itu sebagai Diascelderma (Dry Parkia speciosa Peel Powder) atau masker bubuk dari kulit petai.
Penelitian mulai dikerjakan awal 2019. Bahkan turut diikutkan dalam World Young Inventors Exhibiton di Kuala Lumpur, Malaysia dan mendapat gold medal serta special award dari World Invention Intellectual Property Association (WIIPA) pada 2-4 Mei 2019.
Jihan menuturkan, penelitian untuk menciptakan suatu hal baru. Karena umumnya petai yang diambil hanya buahnya sementara kulitnya dibuang cuma-cuma. Untuk itu, mereka memanfaatkan kulit petai tersebut.
"Kami coba uji fitokimia dan uji bakteri untuk mengetahui kandungan kulit petai. Kami dapatkan kulit petai mengandung kandungan fenolik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus," jelas Jihan saat dihubungi Askara, Senin (9/3).
Menurut Jihan, staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri yang menyebabkan penyakit kulit seperti jerawat. Maka itu, mereka membuat masker bubuk wajah dari kulit petai.
Kulit petai diekstrak. Prosesnya pertama petai membersihkan kemudian mengeringkan, lalu dioven dengan temperatur 20 derajat celcius. Tunggu hingga warnanya kecoklatan dan kukitnya mengeras, tahap berikutnya diblender.
"Untuk manfaatnya dapat untuk menghilangkan jerawat, anti aging, dan untuk mencerahkan kulit karena dapat berbentuk scrub," jelas Jihan.
Dalam penelitian, mereka dibantu pembimbing dan guru. Meski masih tahap penelitian, mereka berkeinginan untuk memasarkan produk tersebut ke masyarakat, tentu setelah melalui tahapan uji klinis terlebih dulu.
"Kami sangat menginginkan produk kami dipasarkan ke masyarakat luas, namun kami harus melalui tahap yang panjang untuk memasarkan produk kami. Kami harus uji klinis dan mendapatkan lisensi untuk produk kami," papar Jihan yang duduk di kelas XI.
Selain Jihan, yang terlibat dalam penelitian ekstrak kulit petai SMAN 38 yakni Adhwa Khoirunisa, Aulia Zahara Meinasya, Fairuz Nur Anggarawati, Farsya Nadira, dan Nadya Santi Boru Baringbing.
Komentar