Kamis, 25 April 2024 | 00:19
LIFESTYLE

Permainan Hati dan Pikiran

Permainan Hati dan Pikiran
Ilustrasi (Wariani Krishnayanni/Askara)

ASKARA - Dunia maya kini makin seru saja. Berita apa saja ada. Banyak kasus menimpa dan diunggah oleh siapa saja. Dan membentuk persepsi, apalagi ada unggahan foto dengan suatu kondisi. 

Ya, kira-kira, apa yang Anda pikirkan tentang foto di artikel ini? Pastinya akan banyak persepsi. Persepsi sih sah-sah saja, asal tidak menulis sesuatu yang tidak kamu tahu yang akhirnya justru menjadi fitnah.

Seperti halnya yang baru-baru ini terjadi, 3 orang guru yang akhirnya menjadi tersangka atas kasus hanyut dan meninggalnya siswa. Banyak komentar maupun doa, banyak hujatan pada aparat, saat melihat para tersangka dengan rambut gundul, kok tega? Setelahnya ada yang menelisik lebih dalam, dan mengatakan ternyata itu adalah kemauan sendiri, agar sama dengan yang lain. 

Kebenarannya yang mana, kita pun tidak pernah tahu, sebelum kita bisa bertemu dan bertanya langsung atau mendengar dari yang terlibat dan berada di lokasi saat itu.

Banyak di antara kita cepat sekali bereaksi, dengan melibatkan hati, mengeluarkan energi, baik positif maupun negatif, tanpa tahu cerita dan kebenaran yang sesungguhnya. Sudut pandang dan informasi dari segala arah itu sangat dibutuhkan terutama pada yang bersangkutan. Gunakan prinsip kehati-hatian. Agar tidak mudah menyalahkan ataupun memberi dukungan.

Tiap orang punya pendapatnya sendiri, sayangnya semua itu bisa mengacaukan hati, perdebatan tiada henti sesuai dengan persepsi dan kebenaran yang di yakini. Padahal yang diyakini pun belum tentu benar.

Yang perlu diingat, bahwa berita bisa dibikin sesuai keperluan, begitu juga catatan sejarah yang akhirnya kita tahu bahwa kebenaran sesungguhnya tidak ada yang benar-benar, benar. Tergantung siapa yang menulis dan tergantung pada sudut pandang pribadinya saat itu, bahkan bisa untuk tujuan tertentu. Maka itu carilah tahu lebih dulu.

Sikap berhati-hati menjaga diri dalam berpikir itu lebih baik dari ucapan yang terlanjur menghakimi. Agar tidak menciptakan karma buruk baru untuk diri sendiri, yang kadang tidak kita sadari tapi harus kita jalani dan semestinya tidak perlu kita alami kalau kita selalu ingat untuk hati-hati.
Karma itu memang ada dan nyata.

Komentar